Senin, 20 April 2015

Menikmati setiap proses



Selasa, 03 Maret 2015 

Dwi Prasetyani M

            Kemarin saya pertama memasuki perkuliahan semester genap, saya senang bisa berjumpa dengan teman-teman semua. Pulang kuliah saya berhenti di gazebo belakang untuk internetan sebentar mencari resep bolu kukus, karena saya membuat bolu kukus selalu gagal alias bantat. Setelah pulang sampe rumah segera saya praktekan, bahan-bahan sudah siap, Alhamdulillah lancar, kue bolu kukus yang saya buat berhasil dan mekar bagus sesuai dengan kue yang di jual dipasaran.Saya jadi semangat untuk mencari resep baru lagi, kue kemarin bagus bisa mekar, tapi karena kebanyakan tepung jadinya agak keras. Saya coba terus sampai berhasil karena nenek saya sangat senang dengan kue tersebut. Tiap ada acara yasinan dirumah, nenek saya selalu pesan kue tersebut ke orang lain. Maka dari itu saya semangat membuat kue bolu sampai sempura, agar saat ada acara yasinan nenek bisa pesan langsung ke saya.
            Lumayan kalau dapat pesanan bisa nambah uang jajan saya. Karena saya sangat senang memasak terutama memasak dan membuat kue, tidak ada salahnya kalau hobby saya ini dapat menghasilkan uang. Selelah-lelahnya saya kalau ada bahan selalu saya menyempatkan buat memasak , entah sayur, kue dll. Sorenya hujan deras sangat pas hujan-hujan makan kue buatan saya. Nenek n ibu bilang enak hanya sedikit keras, saya senang sekali mendengar pujian mereka. Sorenya saya mandi solat ashar sampe magrip, setelah solat magrip saya merasa badan saya lemas dan tidak bisa digerakan. Saya melepas mukena dan berbaring dikamar tidur, saya seperti tidak sadarkan diri hanya istigfar di dalam hati yang dapat saya ucapkan.
Saya dapat mendengar suara ibu saya memarahi adik, tetapi saya tidak bisa bangun. Ibu datang ke kamar dan memberi selimut saya, saya hanya bisa tidur. Tidak lama saya terbangun pukul 01.45 wib ,dada sangat sesak saya bangun segera mengambil air wudu dan solat isya, karena saya ingat waktu isya belum solat. Saat saya ibadah saya meneteskan air mata, saya sadar saya egois dalam diri saya sendiri. Saya mempunyai masalah karena saya enggan menenteskan air mata karena seseorang. Pertama kalinya saya ada masalah tidak menangis. Saya pikir saya hebat tidak menangis tidak tahunya badan ini jatuh sampai tidak sadarkan diri untuk beberapa saat. Sekian cerita dari saya, saya sangat mengahargai setiap proses yang terjadi dihidup saya.
Hidup itu simple: jalan itu kedepan, salah jalan itu biasa, kalau salah jalan jangan pernah takut , karena kita masih bisa berbalik kembali. Nanti ada satu saatnya dimana kita menoleh kebelakang dan bersyukur. Kita akan melihat kebelakang dan bilang "syukur alhamdulillah saya tidak pernah menyerah". karena saya membiasakan keras terhadap diri saya, sehingga saya dapat melunakkan dunia yang keras terhadap saya.